Metode Menghitung Uang Pertanggungan dan Premi Asuransi

Besarnya premi asuransi yang harus dibayarkan setiap bulan menjadi salah satu alasan sebagian besar orang untuk memutuskan membeli asuransi atau tidak. Masih banyak orang yang belum paham bagaimana cara menghitung Uang Pertanggungan berdasarkan premi yang dibayarkan, terutama asuransi jiwa yang bersifat jangka panjang.

Khusus untuk asuransi jiwa perhitungan UP harus jelas, karena risiko yang akan terjadi sangat besar. Misalnya seorang ayah dengan 2 anak yang memiliki pendapatan 5 juta perbulan dan menjadi tulang punggung keluarga mengalami kecelakaan yang menyebabkan kematian bagaimana keluarga yang ditinggalkan dapat bertahan secara finansial? Di sinilah fungsi asuransi jiwa menggantikan pendapatan orang yang meninggal tersebut.


Dengan demikian, asuransi jiwa sesungguhnya benar-benar dibutuhkan setiap orang, terutama bagi tulang punggung keluarga, karena kita tidak pernah tahu kemalangan yang akan menimpa. Namun, beban premi asuransi kadang menjadi alasan utama tidak membeli asuransi jiwa.

Menurut perencana keuangan, agar Anda tidak terbebani dengan premi yang dibayarkan, sebaiknya cicilan premi tidak mengganggu cash flow dan tabungan wajib untuk dana pendidikan. Kesalahan perhitungan inilah yang kadang membuat banyak nasabah berhenti di tengah jalan selama masa kontrak.

Perhitungan keuangan yang sehat adalah dengan mengalokasikan 10% penghasilan untuk membayar cicilan premi. Dari beragam jenis asuransi, asuransi jiwa dan asuransi kesehatan harus menjadi prioritas utama dalam memilih asuransi.

Mengenal Metode Penghitungan Uang Pertanggungan
Apabila sudah memahami cara menyisihkan pendapatan untuk membayar cicilan premi, maka Anda harus menghitung UP karena hal ini berkaitan dengan besaran premi yang akan dibayar setiap bulannya. Menghitung UP juga menjadi patokan untuk memilih produk asuransi jiwa yang tepat bagi Anda.

Ada beragam cara menghitung UP, masing-masing cara menghasilkan angka yang berbeda. Oleh sebab itu, metode penghitungan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan finansial. Meskipun, besaran UP bukan satu-satunya penentu besaran cicilan premi. Berikut ini akan dijelaskan cara menghitung UP.

Income Replacement Based
Income Replacement Based (IRB) merupakan metode yang digunakan untuk menghitung pendapatan seseorang sampai ia pensiun. Contohnya, Mr. X memiliki pendapatan Rp 5 juta perbulan dan berusia 35 tahun. Jika Mr. X ingin pensiun di usia 55 tahun, masa produktifnya tinggal 20 tahun lagi.

Metode ini menghitung UP Mr. X seperti berikut : Rp 5 juta x 12 (bulan) x 20 (tahun) didapat hasil Rp 1,2 milyar. Maka bila Mr. X meninggal nilai asumsi untuk keluarga yang ditinggalkan setiap bulannya sebesar Rp 5 juta. Uang Pertanggungan yang diberikan diperkirakan habis dalam 20 tahun. Metode ini cocok dipakai bagi orang yang masa pensiunnya tidak lama lagi.

Human Live Based Value
Metode ini menghitung pendapatan seseorang hingga pensiun tapi dengan memperhitungkan hasil investasi instrument yang memiliki risiko minim. Misalnya, ketika Mr. X meninggal, UP ditempatkan keluarganya pada instrument risk free, seperti deposito atau Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Dengan demikian, ahli waris tidak hanya menerima UP, tapi juga hasil investasi.

Income Value Based
Metode IVB dipakai untuk mengetahui berapa besar nilai UP apabila ditempatkan di deposito atau dibelikan ORI untuk mendapatkan hasil return sebesar pendapatan tertanggung. Cara menghitungnya, dengan membagi pendapatan setahun dengan risk free rate.

Ilustrasi penghitungannya hampir sama dengan asumsi pertama, yaitu Rp 5 juta x 12 (bulan) : risk free rate 5,2%. Hasil perhitungan simulasi tersebut sebesar Rp 1,150 milyar. Cara ini direkomendasikan apabila nilai risk free rate cukup tinggi dan keluarga mampu mengelola UP dengan investasi yang baik.

Survival Value Based
Survival Value Based (SVB) menghitung pendapatan selama masa produktif hingga pensiun ditambah utang-utang dan dana darurat untuk keluarga. Cara menghitungnya bisa menggunakan metode IRB, HLBV, atau IVB ditambah utang-utang dan dana darurat. Metode ini cocok digunakan untuk keluarga yang memiliki utang besar.

Family Needs Based
Cara ini merupakan cara yang sangat lengkap. Metode ini memperhitungkan kebutuhan keluarga setelah tertanggung meninggal. Jadi cara menghitungnya bukan dengan menghitung jumlah pendapatan tertanggung, namun kebutuhan keluarga yang ditinggalkan. Alasannya pengeluaran pribadi tertanggung sudah tidak ada lagi.

Dari berbagai metode penghitungan UP tersebut, Anda pilih yang paling sesuai dengan kebutuhan keluarga. Bandingkan hasilnya dengan yang ditawarkan berbagai produk asuransi jiwa. Pilih asuransi jiwa dengan premi asuransi minimal, tapi UP yang mendekati kebutuhan keluarga Anda.